Sabtu, 10 Maret 2012

Resume Artikel "PELUANG DAN TANTANGAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN KONTEMPORER"


Perusahaan saat ini juga mulai menggunakan akuntansi manajemen untuk mendukung tujuan stratejik mereka. Akuntansi Manajemen  telah berubah peran yaitu tidak hanya berfokus pada penentuan biaya produk dan pelaporan keuangan, tetapi berfokus juga pada bagaimana mengembangkan informasi biaya dan informasi lainnya untuk mendukung pengelolaan perusahaan dan pencapaian tujuan-tujuan stratejik yang disebut juga manajemen biaya stratejik. Manajemen biaya strategik adalah analisis biaya dalam konteks luas yang terhubung  dengan elemen-elemen strategi secara lebih sadar, eksplisit, dan formal agar informasi biaya dapat digunakan untuk mengembangkan strategi unggul yang dapat mendukung keunggulan kompetitif. Terdapat 2 strategi umum yang mampu memberikan keunggulan bersaing yang berkesinambungan yaitu: strategi biaya rendah dan strategi diferensiasi. Strategi biaya rendah merupakan strategi perusahaan menghadapi pesaingnya dengan cara memproduksi produk atau jasa pada biaya yang paling rendah. Sementara strategi diferensiasi diimplementasikan dengan cara menciptakan persepsi pelanggan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahan bersifat unik. Kedua strategi tersebut menyebabkan perlunya sistem akuntansi manajemen kontemporer untuk memahami kegiatan yang memberikan kontribusi terhadap rantai nilai (value chain).
Value chain di sini berasal dari konsep rantai nilai yang diperkenalkan oleh Michael Porter. Dalam konsep keunggulan kompetitif (competitive advantage), Porter menjelaskan bahwa aktivitas penciptaan suatu produk atau jasa harus melalui suatu urutan proses tertentu. Sebuah perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif bila manajemen berhasil memiliki rantai proses yang paling efisien.  Dengan kata lain rantai nilai merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi peningkatan  nilai pelanggan atau penurunan biaya serta  untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri sehingga menjadikan perusahaan lebih kompetitif.
Model rantai nilai Porter memfokuskan pada aktifitas khusus yang dijalankan dalam perusahaan, dimana strategi kompetitif dapat diterapkan dengan baik dengan dukungan teknologi informasi. Aktivitas khusus tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 aktivitas, yaitu aktivitas utama dan pendukung. Aktivitas utama yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan jasa dari perusahaan seperti pelayanan, penjualan dan pemasaran yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Sedangkan aktifitas pendukung membantu kelancaran kegiatan aktifitas utama yang terdiri dari infrastruktur organisasi seperti sumber daya manusia, teknologi dan pembelian bahan yang dinutuhkan dalam proses produksi. Dalam pengelolaan rantai nilai diperlukan pemahaman tentang fungsi bisnis, mulai dari manufaktur, pemasaran, distribusi hingga kepelayanan pelanggan. Ketika pendekatan rantai nilai digunakan dan nilai pelanggan diutamakan,  fungsi – fungsi tersebut saling berhubungan, keputusan yang satu akan mempengaruhi keputusan yang lainnya.
Dalam upaya penciptaan nilai internal, sistem akuntansi manajemen kontemporer dapat memanfaatkan sistem Entreprise Resource Planning (ERP). ERP adalah sistem terpadu berbasis komputer yang digunakan untuk mengelola sumber daya internal dan eksternal berwujud termasuk aset, sumber daya keuangan, bahan, dan sumber daya manusia. Ini merupakan arsitektur perangkat lunak yang bertujuan untuk memfasilitasi aliran informasi antara semua fungsi bisnis dalam batas-batas organisasi dan mengelola hubungan dengan para stakeholder di luar. Sistem ERP membantu sistem akuntansi manajemen kontemporer untuk mengidentifikasi kegiatan sebelum dan sesudah produksi untuk kemudian dimanfaatkan. Memanfaatkan hubungan internal berarti bahwa hubungan antar kegiatan dinilai dan digunakan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan nilai. Misalnya, desain produk dan pengembangan adalah kegiatan yang terjadi sebelum produksi dan terkait dengan kegiatan produksi. Cara produk tersebut didesain mempengaruhi biaya produksi. Bagaimana biaya produksi tersebut terpengaruh membutuhkan pengetahuan mengenai pendorong biaya (cost driver). Sistem ERP membantu sistem akuntansi manajemen kontemporer untuk mengidentifikasi pendorong biaya yang  dapat membantu para akuntan manajemen untuk mengurangi biaya produksi sehingga strategi kepemimpinan biaya atau differensiasi dapat tercapai.
Disamping Peluang, teknologi informasi juga memberikan tantangan bagi para pelaku sistem akuntansi manajemen kontemporer yaitu para akuntan manajemen. Perubahan yang cepat dalam bidang teknologi dan pemrosesan informasi telah merubah bagaimana suatu organisasi dikelola di masa yang akan datang. Sebagai akibatnya akuntan manajemen sudah seharusnya bertindak sebagai agen perubahan. Tantangan yang paling penting adalah perlunya akuntan manajemen untuk mengembangkan keahlian baru dalam sejumlah bidang seperti misalnya strategi, sumberdaya manusia, manajemen keuangan, dan teknologi informasi. Selanjutnya, tantangan yang tak kalah menarik adalah peran akuntan manajemen untuk menyesuaikan kemampuan teknologi informasi dengan kebutuhan akan infomasi akuntansi manajemen dalam perusahaan, hal ini membuat peran akuntan manajemen menjadi semakin berarti. Akuntan manajemen dituntut tidak hanya tahu bagaimana menjalankan sistem akan tetapi harus juga tahu apa yang harus diperbuat pada sistem sehingga informasi yang akan dihasilkan sesuai dengan kebutuhan manajemen. Misalnya saja, pada saat dilaksanakannya proyek ERP atau impelementasi perangkat lunak akuntansi yang baru  peran akuntan manajemen menjadi semakin banyak, yaitu sebagai pengembang, penganalisa, pembeli perangkat lunak, konsultan dan pelatih. Perubahan peran yang demikian drastis tentunya bukan merupakan tantangan yang mudah untuk dihadapi oleh para akuntan manajemen. Para akuntan manajemen harus mampu menyesuaikan perubahan tersebut dengan secara terus menerus meningkatkan kemampuannya.
Saat ini banyak perusahaan yang menyadari bahwa penggunaan teknologi informasi bukanlah merupakan suatu pilihan tetapi keharusan. Perusahaan menyadari bahwa keterbelakangan dalam bidang teknologi informasi berarti ketinggalan informasi yang dampak selanjutnya adalah ketidakmampuan untuk bersaing. sehingga hal ini memberikan tantangan baru bagi akuntan manajemen. Dalam perencanaan implementasi teknologi informasi akuntan manajemen harus mampu melakukan analisis biaya dan manfaat secara akurat, yang perlu dipertimbangkan bukan hanya biaya investasi saja, melainkan juga biaya perawatan dan biaya operasi, termasuk biaya tenaga ahli dan pemakaian jaringan pada pihak ketiga. Investasi teknologi informasi yang layak dilakukan, adalah yang secara jelas berfungsi dalam mendukung proses penambahan nilai bagi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar